Tugas 1 PBI
TUGAS 1 PBI
NAMA :
Citra Suci
NPM :
51415515
KELAS : 4IA23
Pengertian Sumber Daya Manusia
Secara umum,
pengertian sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua, yakni sumber daya
manusia secara makro dan mikro. Pengertian sumber daya manusia makro adalah
jumlah penduduk usia produktif yang ada di sebuah negara, sedangkan pengertian
sumber daya manusia mikro lebih mengerucut pada individu yang bekerja pada
sebuah institusi.
Sementara itu,
pengertian sumber daya manusia menurut para ahli memiliki arti yang lebih
beragam. Menurut Malayu Hasibuan, sumber daya manusia merupakan kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber
daya manusia tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencangkup
keseluruhan dari daya pikir dan juga daya fisiknya.
Seorang karyawan
misalnya, sebagai sumber daya manusia yang bekerja di kantor, kemampuan pikir
tentunya harus ia gunakan untuk memecahkan segala persoalan pada pekerjaannya.
Kegiatan ini harus juga didukung dengan kemampuan fisiknya untuk bisa mengatasi
rasa lelah ketika harus duduk selama lebih kurang 8 jam menghadap komputer.
Hampir sama dengan
Malayu Hasibuan, Veithzal Rivai mendefinisikan sumber daya manusia sebagai
seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan
organisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan yang
berbeda-beda, maka dari itu kemampuan sumber daya manusia yang dibutuhkan pun
akan berbeda pada tiap-tiap perusahaan.
Meskipun kemampuan
sumber daya manusia bersifat fleksibel, namun kata-kata ‘siap’ dan ‘mau’ dari
definisi Rivai di atas harus menjadi poin yang digarisbawahi. Sebaik apapun
kemampuan sumber daya manusia tidak akan mampu menghasilkan output maksimal
jika kemampuannya tersebut tidak bersifat praktis atau dengan kata lain ‘tidak
siap pakai’. Selain itu, kemampuan juga tidak akan berarti apa-apa jika
individu sebagai sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan tidak mau
memberikan sumbangan usahanya di tempat tersebut.
Masih menurut
Veithzal Rivai, sumber daya manusia ia sebut sebagai salah satu unsur masukan (input)
yang nantinya akan diubah menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagai input, sumber daya
manusia tidak dapat menjadi unsur tunggal, melainkan harus dikombinasikan pula
bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin, metode dan juga teknologi.
Selain menurut para
ahli, terminologi sumber daya manusia juga telah didefinisikan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Pengertian sumber daya manusia menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses
produksi. Potensi sumber daya manusia berbeda-beda pada tiap individu. Untuk
bisa mengembangkan potensi sumber daya manusia yang berbeda-beda tersebut,
dibutuhkan suatu sistem manajemen unik yang dinamakan manajemen sumber daya
manusia.
Pengertian Wirausaha
Beberapa pengertian
wirausaha adalah sebagai berikut:
1. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta,
yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya,
serta mengatur mengatur permodalan operasinya.
2. Wirausaha adalah
pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya untuk melakukan inovasi
atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.
3. Wirausaha, yaitu
melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction (pengrusakan yang
kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan
nilai yang lebih tinggi, sehingga the core of entrepreneurial skill is
creativity (inti dari ketrampilan wirausaha adalah kreativitas).
4. Wirausaha adalah
orang yang berani mengusahakan suatu pekerjaan baik untuk diri sendiri ataupun
untuk orang lain.
5. Menurut Richard
Cantillon (1755), entrepreneurial is an innovator and individual developing
something unique and new (wirausaha adalah seorang penemu dan individu yang
membangun sesuatu yang unik dan baru).
6. Menurut J.B Say
(1803), wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang
dimiliki secara ekonomis (efekif dan efisien) dan tingkat produktivitas yang
rendah menjadi lebih tinggi.
7. Menurut Dan Stein
dan John F. Burgess (1993:35), wirausaha adalah orang yang mengelola,
mengorganisasikan, dan berani menanggung segala risiko untuk menciptakan
peluang usaha dan usaha baru.
8. Menurut
Schumpeter (dalam Bygrave, 1996), wirausaha adalah seorang yang memperoleh
peluang dan menciptakan oragnisasi untuk mengejar peluang tersebut.
9. Menurut Mas’ud
Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2004), wirausaha adalah seorang inovator yang
mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa dijual, dapat memberikan
nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.
Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang berani berusaha
secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi
kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi.
Prinsip dan
Cara Melakukan Perencanaan SDM – Manpower Planning
Perkembangan dan pertumbuhan perusahaan perlu didukung
dengan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kinerja yang unggul.
Proses penyiapan sumber daya manusia yang kompeten dimulai melalui proses
perencanaan SDM yang sistematis.
Melalui perencanaan SDM inilah dilakukan penetapan strategi
untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempertahankan SDM sesuai
dengan kebutuhan perusahaan sekarang dan pengembangannya di masa depan.
Perencanaan SDM
harus dimulai dari pendayagunaan secara efektif dan efisien (optimal) SDM yang
sudah dimiliki; dan hanya akan menambah atau merekrut SDM dari luar apabila
ternyata terdapat kekurangan SDM untuk melaksanakan tugas-tugas pokok
perusahaan.
Prinsip Perencanaan SDM
Selanjutnya, terdapat tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dengan cermat ketika melakukan proses perencanaan SDM :
Selanjutnya, terdapat tiga prinsip utama yang perlu diperhatikan dengan cermat ketika melakukan proses perencanaan SDM :
1. Tujuan Perencanaan SDM harus dihubungkan dengan program
dan kegiatan bisnis yang diemban oleh setiap unit kerja. Strategi dan rencana
bisnis ke depan merupakan dasar yang sangat penting untuk mulai menyusun
perencanaan SDM
2. Penetapan persyaratan atau kualifikasi SDM yang tepat harus dirancang dan dipergunakan dalam rekrutmen dan seleksi. Perencanaan SDM yang baik juga selalu diawali dengan penetapan kualifikasi SDM yang jelas dan diterapkan secara konsisten dalam proses rekrutmen/seleksi.
3. Proses perencanaan SDM harus juga disertai dengan prediksi permintaan (demand) dan persediaan (supply) pasar tenaga kerja (internal dan eksternal). Perencanaan SDM harus didasarkan pada prediksi yang cukup akurat dan dilakukan secara kontinyu, mengenai pola demand dan supply tenaga kerja, baik pada sisi internal perusahaan ataupun sisi eksternal
2. Penetapan persyaratan atau kualifikasi SDM yang tepat harus dirancang dan dipergunakan dalam rekrutmen dan seleksi. Perencanaan SDM yang baik juga selalu diawali dengan penetapan kualifikasi SDM yang jelas dan diterapkan secara konsisten dalam proses rekrutmen/seleksi.
3. Proses perencanaan SDM harus juga disertai dengan prediksi permintaan (demand) dan persediaan (supply) pasar tenaga kerja (internal dan eksternal). Perencanaan SDM harus didasarkan pada prediksi yang cukup akurat dan dilakukan secara kontinyu, mengenai pola demand dan supply tenaga kerja, baik pada sisi internal perusahaan ataupun sisi eksternal
Tahapan Perencanaan SDM
Arah Strategi Perusahaan tahapan dalam proses perencanaan
SDM dimulai dari arah strategi perusahaan. Arah strategi perusahaan akan
memberikan acuan mengenai profil dan kebutuhan pegawai yang perlu dipenuhi.
Dengan demikian, diharapkan akan muncul adanya koneksi
antara strategi bisnis di masa depan dengan strategi pengembangan SDM yang akan
dijalankan.
Dengan kata lain, strategi dan program perencanaan SDM hanya
akan memiliki makna jika ia selalu diintegrasikan dengan kebutuhan strategis
perusahaan dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin berat – baik dari sisi
ekonomi makro maupun persaingan antar perusahaan. Dalam proses ini, kebijakan
dan roadmap strategi perusahaan akan menjadi sumber masukan bagi para pengelola
SDM dalam merumuskan rangkaian program perencanaan SDM yang akan dijalankan.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Perencanaan SDM
Dalam melakukan proses perencanaan SDM, terdapat tiga faktor utama yang perlu diperhatikan, yakni :
1. Estimasi jumlah pekerja yang keluar (baik karena pensiun
atau mengundurkan diri). Data mengenai jumlah pegawai yang keluar (pensiun atau
mengundurkan diri) merupakan variabel utama dalam menentukan kebutuhan jumlah
SDM di masa mendatang
2. Kebutuhan perusahaan karena akan melakukan ekspansi atau
pemekaran organisasi. Rencana pengembangan organisasi atau adanya unit usaha
baru di masa depan memberikan informasi mengenai berapa jumlah pegawai baru
yang diperlukan, dan bagaimana kebutuhan kualifikasinya.
3. Sumber daya keuangan perusahaan. Rencana SDM selalu harus
memperhatikan dan disesuaikan dengan sumber daya keuangan perusahaan. Dalam hal
ini diharapkan perencanaan SDM akan mampu memberikan solusi penggunaan biaya
tenaga kerja yang paling optimal (efisien dan efektif).
Tanggung Jawab Sosial Wirausaha atau Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility – CSR) adalah pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi
terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi,
sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan. Tanggung jawab sosial
adalah komitmen bisnis untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan masyarakat.
Perseroan berkomitmen untuk menerapkan CSR terbaik dengan
berbagai program yang dimiliki dimana Perseroan telah berkontribusi dalam
kampanye anti-narkoba, penyiaran saluran televisi pemerintah, beasiswa, dan
donor darah.
Keraf
(1998) menyebutkan beberapa alasan perlunya keterlibatan sosial perusahaan:
1. Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin berubah,
masyarakat semakin kritis dan peka terhadap produk yang akan dibelinya.
Sehingga perusahaan tidak bisa hanya memusatkan perhatiannya untuk mendatangkan
keuntungan.
2. Terbatasnya sumber daya alam, bisnis diharapkan untuk tidak
hanya mengeksploitasi sumber daya alam yang terbatas, namun harus juga
memelihara dan menggunakan sumber daya secara bijak.
3. Lingkungan sosial yang lebih baik, lingkungan sosial akan
mendukung keberhasilan bisnis untuk waktu yang panjang, semakin baik lingkungan
sosial dengan sendirinya akan ikut memperbaiki iklim bisnis yang ada. Misalnya
dengan semakin menurunnya tingkat penganguran.
4. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan, kekuasaan yang
terlalu besar jika tidak diimbangi dan dikontrol dengan tanggung jawab sosial
akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang merusak masyarakat.
5.
Keuntungan jangka panjang, dengan tanggungj awab dan keterlibatan sosial
tercipta suatu citra positif di mata masyarakat, karena terciptanya iklim
sosial politik yang kondusif bagi kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.
Trevino
dan Nelson (1995) mengkonsepkan CSR sebagai piramid yang terdiri dari empat
macam tanggung jawab yang harus dipertimbangkan secara berkesinambungan, yaitu
ekonomi, hukum, etika dan berperikemanusiaan.
a.
Tanggung jawab ekonomi
Tanggung
jawab ekonomi merujuk pada fungsi utama bisnis sebagai produser barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen, dengan menghasilkan laba yang dapat diterima,
artinya laba yang dihasilkan harus sejalan dengan aturan dasar masyarakat.
Masalah tanggung jawab merupakan hal yang dianggap paling krusial karena tanpa
adanya kelangsungan tanggung jawab finansial hal yang lain menjadi hal yang
meragukan.
b.
Tanggung jawab etis
Tanggung
jawab etis mencakup tanggung jawab secara umum, karena tidak semua harapan
masyarakat telah dirumuskan dalam hukum. Etika bukan hanya sesuai dengan hukum,
namun juga dapat diterima secara moral. Kategori tanggung jawab etika sering
berhubungan dengan
kategori hukum, melebarkan tanggung jawab hukum dan
mengharapkan para usahawan untuk menjalankan fungsinya setingkat diatas hukum.
Etika bisnis mencakup cara organisasi bisnis menjalankan kewajiban hukum dan
etika mereka.
c.
Tanggung jawab berperi kemanusiaan
Tanggung jawab
terhadap sesama mencakup peran aktif perusahaan dalam memajukan kesejahteraan
manusia.
Daftar Pustaka
Komentar
Posting Komentar